EFEKTIVITAS MEDIA GAMBAR DALAM USAHA
MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR AGAMA
BUDDHA
SEKOLAH DASAR NEGERI PURWODADI
Abstrak
The research is about the effectiveness
of drawing media in the effort to increase the
learning motivation in Buddhist studies at
Purwodadi elementary school. The school formerly is
still lacking of drawing media used in presenting the material of Buddha
religion education, notably at elementary school. Seeing this condition,
this research intents to know the effectiveness of
learning that is achieved by exploiting drawing media in the effort to increase
the motivation in studying Buddha religion at Purwodadi elementary school.
This research utilizes Class Action Research by optimizing the
image media as the media of subject learning. In Class Action Research, the
pictured media is designed, and processed in such a way (form, measurement, and
color) to be as useful as possible in the effort to increase the motivation to
study. The effectiveness of drawing media to be reached in increasing the
motivation to study is seen from the percentage
of attendance, result learning evaluations, and result of the students’ interview on the image media.
The result of the research showed: (1) percentage of attendance,
total student attendance on meeting 1 as many as 17
students (89.5%), meeting 2 as many as 12 students (63.1%), meeting 3 as many
as 16 students (84.2%), meeting 4 as many as 16 students (84.2%), meeting 5 as
many as 18 students (94.7%), meeting 6 as many as 19 students (100%), meeting 7
as many as 17 students (84.5%), meeting 8 as many as 18 students (94.7%), and
meeting 9 as many as 19 students (100%); (2) the learning evaluations, for
group Mettā results in the average evaluation 1 to be 75.8, evaluation
2: 69.4, evaluation 3: 76.7, evaluation 4: 75.5, and evaluation 5: 95. For group
Karuṇa
the result of the average evaluation 1
is 76.6, evaluation 2 is 87, evaluation 3 is 77.5, evaluation 4 is 86.0, and
evaluation 5 is 95.8. Besides, from the interview with 14 students the data
obtained were as follow: (1) for instructors, 7 students (50%) chose Mrs.
Kasini and Mr. Feri, 6 students (42%) chose Mr. Feri, and 1 student (8%) chose
Mrs. Kasini; (2) for the media or learning methods, 7 students (50%) chose
pictured media, 6 students (42%) chose pictured media and story method
(discourse), and 1 student (8%) chose story method (discourse); (3) for the
learning processes, 14 students (100%) declared to enjoy learning with the utilization of image media.
Of the acquired data obtained above it can be concluded that drawing media
gives effectiveness to increase the students’ learning motivation of Buddha
religion at Purwodadi elementary school.
Key word: Drawing Media, Learning Motivation in Buddhist Studies
PENDAHULUAN
Latar Belakang Masalah
Dunia pendidikan saat ini
mengalami perkembangan yang sangat pesat. Perkembangan tersebut dapat dilihat
dari sistem kependidikan, kualitas pengajar (profesionalisme guru), metode
pembelajaran, dan media pembelajaran yang semakin modern. Sistem pendidikan
berkembang dari pasif (guru kepada murid) kini berubah menjadi lebih aktif
(guru dan murid). Kualitas pengajar, guru sebagai sosok yang memberikan materi
kini mulai meningkat, hal tersebut dapat dilihat dari adanya program
sertifikasi guru. Metode pembelajaran dari ceramah berkembang menjadi lebih
interaktif, seperti menggunakan metode diskusi dan Contextual Teaching and Learning (CTL). Media pembelajaran dari
yang sederhana kini berkembang menjadi lebih menarik dan mudah dipahami. Semua
aspek tersebut berpengaruh besar terhadap tercapainya tujuan pembelajaran.
Salah
satu aspek pendidikan yang memiliki peran penting dalam tercapainya tujuan
pembelajaran yaitu media pembelajaran. Media pembelajaran sebagai salah satu
alat bantu dalam menyampaikan materi hendaknya dapat dibuat dengan seefektif
mungkin dan tepat guna. Pemilihan media yang tidak tepat guna dengan materi
dapat mengakibatkan materi sulit untuk dipahami oleh siswa. Seorang guru menerangakan
tentang ciri-ciri cicak kepada 25 siswa SD di dalam kelas. Sang guru menjelaskan
bahwa hewan cicak memiliki bentuk tubuh memanjang, memiliki empat buah kaki,
dan berkembang biak dengan cara bertelur. Selanjutnya guru bertanya apakah
sudah mengerti tentang yang disebut cicak, semua murid menjawab sudah.
Selanjutnya guru memberikan tugas untuk menggambar cicak. Semua gambar yang
digambar tidak ada yang seperti cicak (http://www.serbiserbi.com/pentingnya-menggunakan-media-ajar.html).
Hasil observasi di Sekolah Dasar Negeri Purwodadi pada
hari Jumat, 17 Februari 2012 memperlihatkan guru Agama Buddha (Bu. Kasini,
A.Ma.) menyampaikan materi riwayat hidup Buddha Gautama, kisah Petapa Asita
tanpa mengunakan media pendukung apapun (hanya menggunakan metode ceramah)
mengakibatkan Orin sulit menjawab pertanyaan saat ditannya Bu Kasini. Selain
itu, Mutia dan Sugato terlihat mengantuk dan bosan. Dari uraian di atas dapat
dipahami bahwa suatu pembelajaran tanpa dibantu dengan media atau alat bantu
pendukung akan sulit untuk dimengerti oleh siswa.
Materi pendidikan Agama
Buddha untuk anak Sekolah Dasar (SD) lebih banyak mengulas tentang riwayat
hidup Buddha Gautama, tata cara puja bakti, serta materi mengenai
lambang-lambang Buddhis. Materi-materi tersebut lebih banyak menampilkan objek
visual. Materi riwayat hidup Buddha Gautama, menampilkan kisah dan kehidupan
Buddha. Tatacara puja bakti memperlihatkan tentang bagaimana posisi tubuh yang
baik dan benar saat melaksanakan puja bakti. Lambang-lambang dalam Agama Buddha
menampilkan wujud benda. Objek visual lebih sederhana dan cenderung memiliki
sifat nyata. Materi Buddhisme yang sangat penting bagi anak-anak usia SD adalah
materi yang realistis, bukan teori-teori Buddhisme yang rumit. Materi untuk
anak-anak SD seharusnya sederhana dengan
banyak contoh nyata dalam kehidupan (http://dhammacitta.org/artikel/memahami-kurikulum-pendidikan-buddhis/). Materi
riwayat hidup Buddha Gautama, tata cara puja bakti, serta materi mengenai lambang-lambang Buddhis
akan jauh lebih mudah dipahami siswa jika mengunakan media pembelajaran yang
tepat. Media pembelajaran yang tepat untuk materi Pendidikan Agama Buddha anak
SD yaitu dengan mengoptimalkan media gambar sebagai media pembelajaran.
Dengan mempertimbangkan
hal-hal tersebut di atas maka penulis dalam penulisan skripsi tersebut
mengambil judul “Efektivitas Media Gambar dalam Usaha Meningkatkan Motivasi
Belajar Agama Buddha Sekolah Dasar Negeri Purwodadi”. Dengan harapan dapat
menjadi wacana dan masukan serta meningkatkan mutu pendidikan, khususnya
pendidikan Agama Buddha.
Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah dijelaskan di atas, penulis
mengambil judul “Efektivitas Media Gambar dalam Usaha Meningkatkan Motivasi
Belajar Agama Buddha Sekolah Dasar Negeri Purwodadi”. Pemilihan suatu media
yang tepat akan dapat membantu siswa dalam menerima dan mengembangkan materi
yang disampaikan oleh seorang guru. Oleh sebab itu, dapat dirumuskan
permasalahan dalam penelitian ini yaitu bagaimana efektivitas yang ditimbulkan
oleh pemanfaatan media gambar dalam usaha meningkatkan motivasi belajar Agama
Buddha Sekolah Dasar Negeri Purwodadi?.
Tujuan Penelitian
Tujuan
yang ingin dicapai dalam penelitian ini yaitu mengetahui efektivitas yang
ditimbulkan oleh pemanfaatan media gambar dalam usaha meningkatkan motivasi
belajar Agama Buddha SD Negeri Purwodadi.
Fokus Penelitian
Fokus penelitian ini yaitu
meneliti sejauhmana efektivitas media gambar dapat membentuk motivasi belajar
siswa. Khususnya motivasi belajar siswa mengenai materi pendidikan agama
Buddha. Materi pendidikan agama Buddha yang digunakan sebagai instrumen yaitu
mengenai riwayat hidup Buddha Gautama, tata cara puja bakti, dan lambang-lambang dalam agama
Buddha. Adapun tindakan untuk mengetahui sejauahmana efektivitas yang
ditimbulkan dari pemanfaatan media gambar tersebut yaitu dengan menggunakan
tahapan siklus. Tahapan siklus yang dimaksud yaitu memeriksa perkembangan
motivasi siswa dari pemanfaatan media gambar di setiap pertemuan. Perkembangan
motivasi tersebut dapat dilihat dari persensi dan hasil evaluasi belajar siswa.
Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini yaitu mengetahui efektivitas
yang ditimbulkan oleh pemanfaatan media gambar dalam usaha meningkatkan
motivasi belajar Agama Buddha SD Negeri Purwodadi.
Manfaat Penelitian
Manfaat secara teoritis,
penelitian ini diharapkan dapat menjelaskan bahwa penggunaan suatu media yang
tepat dapat meningkatkan mutu pendidikan. Memberikan gambaran mengenai
pentingnya suatu media dalam membantu kelancaran kegiatan pembelajaran. Secara
Praktis, maanfaat penelitian ini yaitu dapat memberikan gambaran kepada dunia pendidikan
Buddhis bahwa penggunaan media gambar pada pendidikan dapat membantu dalam
mempermudah penyampaian materi dan meningkatkan motivasi belajar siswa.
PEMBAHASAN
Kajian Pustaka
Media Gambar
Kata
“media” berasal dari bahasa Latin dan merupakan bentuk jamak dari kata
“medium”, yang secara harafiah berarti “perantara atau pengantar”, atau wahana
penyalur informasi (Djamarah dan Zain, 2006: 120). Media adalah perantara,
penghubung, yang terletak antara dua pihak (orang atau golongan dan sebagainya)
(Tim Penyusun, 2008: 931). Dengan kata lain media dapat diartikan sebagai alat
bantu apa saja yang dapat dijadikan sebagai penyalur pesan guna mencapai suatu
tujuan.
Gagne
dan Brings (Arsyad, 2005: 4) mengatakan
bahwa media, khususnya media pembelajaran adalah alat yang secara fisik
digunakan untuk menyampaikan isi materi pengajaran, yang terdiri antara lain
buku, tape recoder, kaset, video camera, film, slide (gambar bingkai), foto, gambar, grafik, dan komponen
komputer. Dengan kata lain, media adalah komponen sumber belajar atau wahana
fisik yang mengandung materi instruksional di lingkungan siswa yang dapat
merangsang siswa untuk belajar. Semua komponen yang dapat digunakan untuk
mempermudah dalam penerimaan materi dapat disebut sebagai media pembelajaran.
Gambar
adalah tiruan barang yang dibuat dengan coretan pensil dan sebagainya (Tim
Penyusun, 2008: 430). Gambar dapat dibagi ke dalam dua kelompok yaitu gambar
diam dan gambar bergerak. Dengan kata lain media gambar dapat dimaknai sebagai
sarana atau alat bantu berupa gambar yang berperan sebagai penyalur pesan atau
informasi guna mencapai suatu tujuan.
Media
gambar sebagai media penyalur pesan dan informasi maksudnya yaitu media gambar
dapat digunakan untuk menyampaikan maksud atau informasi tertentu.
Informasi-informasi yang disampaikan bertujuan untuk menjelaskan suatu maksud
agar dapat dimengerti dan dipahami. Pemahaman dari maksud tersebut yang
selanjutnya dipahami dan digunakan untuk mencapai suatu tujuan. Dengan kata
lain, suatu tujuan dapat dicapai dengan menggunakan gambar sebagi media
penyampai pesan dan informasi.
Motivasi Belajar
Sebagai seorang yang ingin
berubah, seseorang membutuhkan suatu dorongan atau rangsangan yang dapat
mendorong mereka mencapai tujuan yang diharapkan. Dorongan atau rangsangan
tersebut yang disebut dengan motivasi. Isbabandi (Uno, 2010: 3) mengatakan bahwa:
Istilah motivasi berasal
dari kata motif yang dapat diartikan sebagai kekuatan yang terdapat dalam diri
individu, yang menyebabkan individu bertindak atau berbuat. Motif tidak dapat
diamati secara langsung, tetapi dapat diinterpretasikan dalam
tingkah lakunya, berupa rangsangan, dorongan, atau pembangkit tenaga yang
menyebabkan munculnya suatu tidakan tertentu.
Motivasi
adalah dorongan yang timbul pada diri seseorang secara sadar atau tidak sadar
untuk melakukan suatu tindakan dengan tujuan tertentu (Kamus Besar Bahasa
Indonesia, 2005: 756). Motivasi adalah suatu perubahan energi di dalam pribadi
seseorang yang ditandai dengan timbulnya efek (perasaan) dan reaksi untuk
mencapai tujuan (Djamarah, 2002: 114). Purwanto (2004: 71) menjelaskan bahwa
motivasi adalah pendorong, yaitu suatu usaha yang disadari untuk mempengaruhi
tingkah laku seseorang agar ia tergerak hatinya untuk bertindak melakukan
sesuatu sehingga mencapai hasil atau tujuan yang diharapkan. Dengan kata lain,
secara singkat motivasi dapat diartikan sebagai segala sesuatu yang dilakukan
oleh seseorang untuk dapat membawanya mencapai suatu tujuan yang diharapkan.
Motivasi Belajar Agama Buddha
Motivasi
belajar diartikan sebagai suatu bentuk dorongan yang dapat membawa seseorang
untuk menuju suatu perubahan, baik perubahan ke arah positif atau negatif.
Tujuan dalam motivasi belajar erat hubungan dengan suatu objek yang ingin
dicapai. Dalam penelitian ini, objek yang ingin dicapai yaitu pendidikan
Agama Buddha.
Agama
adalah ajaran, sistem yang menganut tata keimanan (kepercayaan), tata kaidah
pergaulan manusia serta lingkungannya
(Kamus Besar Bahasa Indonesia, 2005: 12). Buddha adalah suatu sebutan atau
gelar dari suatu keadaan batin yang sempurna (Wahyono, 2002: 2), dalam hal ini
yang dimaksud yaitu Sang Buddha Gautama, yang telah mencapai keadaan
kebuddhaan. Jadi dapat dijelaskan bahwa Agama Buddha adalah tata keimanan (saddha) dan kepercayaan yang diajarkan oleh Sang Buddha. Jadi Motivasi belajar
Agama Buddha dapat diartikan sebagai segala bentuk dorongan atau usaha untuk
mendapatkan perubahan, berubahan dalam hal ini yaitu memahami dan mengerti
mengenai ajaran yang diajarkan oleh Sang Buddha.
Ajaran
yang diajarkan oleh Sang Buddha dalam penelitian ini berfokus pada
materi-materi agama Buddha untuk Sekolah Dasar (SD). Materi-materi SD yang
dibahas yaitu meliputi pokok pembahasan mengenai sejarah dan saddha. Pokok pembahasan mengenai
sejarah membahas tentang riwayat hidup Buddha Gautama. Pemabahasan mengenai
riwayat hidup Buddha Gautama terbagi menjadi beberapa indikator yaitu: (1)
Riwayat kelahiran Pangeran Siddharta; (2) Masa kanak-kanak dan remaja Pangeran
Siddharta; (3) Empat peristiwa yang dilihat oleh Pangeran Siddharta; (4)
Kehidupan Pangeran Siddharta setelah pelepasan agung; (5) Kisah Petapa
Siddharta mencapai Penerangan Sempurna dan menjadi Buddha; dan (6) Kisah Parinibbāna Sang Buddha. Pokok pembahasan mengenai saddha terbagi menjadi beberapa
indikator yaitu: (1) Tatacara puja bakti dalam Agama Buddha; (2) Buddha Rupang
dan Roda Dhamma; (3) Sarana puja dalam Agama Buddha; (4) Lambang-lambang dalam
Agama Buddha; dan (5) Panji Buddhis.
METODE PENELITIAN
Jenis Penelitian
Ditinjau
dari segi tujuannya, penelitian ini bertujuan untuk mengetahuai sejauhmana
efektivitas yang ditimbulkan dari pemanfaatan media gambar dalam usaha
meningkatkan motivasi belajar. Cara untuk mengetahui sejauhmana efektivitas
yang ditimbulkan dari pemanfaatan media gambar yaitu dengan melaksanakan proses
pembelajaran langsung di dalam kelas. Oleh sebab itu, penelitian ini dapat dikatakan sebagai Penelitian
Tindakan Kelas (PTK) karena untuk dapat mengetahui hasil dari penelitian harus
dilakukan dengan tindakan kelas.
Secara
harafiah, penelitian tindakan kelas berasal dari bahasa Inggris, yaitu Class Action Research yang berarti
penelitian dengan tindakan yang dilakukan di dalam kelas. Arikunto (Suyadi,
2010: 18) menjelaskan pengertian dari PTK sebagai berikut: penelitian
adalah kegiatan mencermati suatu objek dengan menggunakan cara dan aturan atau
metodologi tertentu untuk menemukan data akurat tentang hal-hal yang dapat
menimbulkan mutu objek yang diamati.
Tindakan adalah gerakan
(siklus-siklus kegiatan untuk siswa) yang dilakukan dengan sengaja dan
terencana dengan tujuan tertentu.
Kelas adalah tempat dimana
terdapat sekelompok peserta didik yang dalam waktu bersamaan menerima pelajaran
dari guru yang sama. Dari penjelasan tersebut dapat
disimpulkan bahwa PTK adalah pencermatan dalam bentuk kegiatan terhadap
kegiatan belajar yang sengaja dimunculkan dan terjadi dalam sebuah kelas secara
bersama.
Desain Penelitian
Desain
yang digunakan dalam PTK ini yaitu dengan melakukan perlakuan terhadap media
gambar sebagai instrumen penelitian. Media gambar didesain dan dirancang
sedemikian rupa sehingga dapat dimanfaatkan semaksimal mungkin dalam proses
pembelajaran. Baik dari segi bentuk, ukuran, dan warna. Adapun pendekatan yang
digunakan dalam penelitian ini yaitu menggunakan pendekatan kualitatif dan
pendekatan kuantitatif. Pendekatan kualitatif dilakukan dengan cara eksplorasi
melalui observasi dan wawancara.
Pendekatan kuantitatif dilakukan dengan cara deskriptif data melalui angket.
Waktu dan Tempat Penelitian
Penilitian
ini dilakukan di Sekolah Dasar Negeri Purwodadi. Beralamat di Desa Purwodadi,
Kecamatan Kuwarasan, Kabupaten Kebumen, Jawa Tengah. Sekolah Dasar Negeri
Purwodadi representatif untuk siswa dan guru yang menjadi sumber data.
Pelaksanaan observasi dan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dilakukan selama tiga
bulan, yaitu pada bulan Maret-Mei 2012.
Subjek Penelitian
Subjek
dalam penelitian ini yaitu seluruh siswa beragama Buddha SD Negeri Purwodadi. Terdiri
dari siswa agama Buddha kelas 1 - kelas 6. Jumlah subjek tersebut yaitu
sebanyak 19 siswa.
Jenis Tindakan
Jenis
tindakan yang dilakukan dalam penelitian ini yaitu dengan melihat siklus-siklus
perkembangan sebagai hasil pemanfaatan media gambar dalam proses pembelajaran.
Analisis siklus dilakukan sebanyak 3 kali, dengan rentang waktu 3 kali
pertemuan. Jumlah pertemuan yang dilaksanakan dalam penelitian ini adalah sebanyak
9 kali. Dengan jumlah subjek penelitian 19 siswa, peneliti membagi subjek
tersebut kedalam dua kelompok yaitu Kelompok Mettā dan Kelompok Karuṇa. Kelompok Mettā terdiri
dari siswa kelas 1, 2, dan 3, dengan materi pembahasan Riwayat Hidup Buddha
Gautama. Kelompok Karuṇa terdiri dari siswa kelas 4, 5, dan 6, dengan
materi pembahasan yaitu mengenai tata cara puja bakti dan lambang lambang dalam
agama Buddha.
Selain
dengan mengamati siklus-siklus pembelajaran, dalam penelitian ini juga
dilakukan evaluasi pembelajaran kepada siswa. Evaluasi dilakukan untuk
mengetahui sejauhmana perkembangan atau efektivitas yang ditimbulkan media gambar terhadap
motivasi dan hasil belajar siswa dalam pendidikan agama Buddha. Evaluasi
dilakukan setiap setelah dua kali pertemuan dimasing-masing siklus.
Tabel 1. Kisi-Kisi Jenis Tindakan Penelitian
No
|
Kelompok
|
Materi
|
Pertemuan
|
Kegiatan
|
Siklus
|
Refleksi
|
1
|
Mettā
{Kelas 1}
{Kelas 2}
{Kelas 3}
|
Riwayat Hidup Buddha
Gautama
|
1
|
Materi
|
S1
|
|
2
|
|
|||||
3
|
Evaluasi
|
|
||||
4
|
Materi
|
S2
|
|
|||
5
|
|
|||||
6
|
Evaluasi
|
|
||||
7
|
Materi
|
S3
|
|
|||
8
|
|
|||||
9
|
Evaluasi
|
|
||||
|
|
|
|
|
|
|
2
|
Karuṇa
{Kelas 4}
{Kelas 5}
{Kelas 6}
|
Tata cara puja bakti dan
lambang-lambang agama Buddha
|
1
|
Materi
|
S1
|
|
2
|
|
|||||
3
|
Evaluasi
|
|
||||
4
|
Materi
|
S2
|
|
|||
5
|
|
|||||
6
|
Evaluasi
|
|
||||
7
|
Materi
|
S3
|
|
|||
8
|
|
|||||
9
|
Evaluasi
|
|
Perencanaa
(RPP)
Refleksi Siklus Penelitian Pelaksanaan Tindakan
(PTK)
Evaluasi
Gambar 1. Siklus Penelitian
Teknik Pengumpulan Data
Teknik
pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian eksperimen ini adalah dengan
menggunakan teknik tes dan teknik nontes. Teknik tes yang digunakan dalam
penelitian ini yaitu dengan memberikan soal evaluasi, demonstrasi, mengambar,
dan mewarnai. Teknik nontes yang digunakan dalam penelitian ini yaitu
observasi, wawancara, dan dokumentasi.
Teknik Analisis Data
Teknik
analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis deskripif,
yaitu dengan mendeskripsikan dan memakai data dari masing-masing aspek yang
dievaluasi. Data yang dikumpulkan dianalisis dengan teknik analisis deskriptif
kuantitatif dan kualitatif sesuai dengan model evaluasi dan instrumen yang
digunakan dalam penelitian ini, hasil penelitian dideskripsikan dengan teknik
analisis data untuk masing-masing aspek.
HASIL PENELITIAN
Efektivitas media gambar dalam usaha
meningkatkan motivasi belajar Agama Buddha yang dilaksanakan di SD Negeri Purwodadi
berdasarkan hasil PTK penggunaan media gambar dalam pembelajaran Agama Buddha
memiliki efektivitas yang baik terhadap motivasi dan hasil belajar siswa. Efektivitas media gambar terhadap motivasi
belajar dapat dilihat dari tingkat kehadiran atau presensi siswa dalam
mengikuti proses pembelajaran. Dari 9 pertemuan yang dilaksanakan dalam PTK
jumlah kehadiran atau presensi siswa menunjukan hasil yang baik, hal tersebut
dapat dilihat dari tabel kehadiran di bawah ini:
Tabel 2. Presensi Siswa SD Negeri Purwodadi
No
|
Kelompok Siswa
|
16/3/
12
|
23/3/
12
|
30/3/
12
|
13/4/
12
|
18/4/
12
|
20/4/
12
|
02/5/
12
|
11/5/
12
|
15/5/
12
|
1
|
Mettā
|
8
|
4
|
6
|
8
|
9
|
9
|
8
|
9
|
9
|
2
|
Karuṇa
|
9
|
8
|
10
|
7
|
9
|
10
|
9
|
9
|
10
|
Total
|
17
|
12
|
16
|
16
|
18
|
19
|
17
|
18
|
19
|
|
Persentase Total
|
89.5%
|
63.1%
|
84.2%
|
84.2%
|
94.7%
|
100%
|
89.4%
|
94.7%
|
100%
|
Efektivitas
media gambar terhadap hasil belajar siswa juga menunjukan hasil yang baik. Dari
5 kali evaluasi yang dilakukan, semuanya memiliki nilai rata-rata yang baik.
Hasil dari masing-masing evaluasi menunjukan nilai rata-rata
yang memuaskan. Baik dari nilai rata-rata evaluasi pendukung atau dari nilai rata-rata
evaluasi pokok, semuanya menujukan hasil yang baik. Untuk lebih jelas dapat
dilihat tabel di bawah ini:
Tabel 3. Hasil Evaluasi Siswa SD Negeri Purwodadi
No
|
Nama Siswa
Kelompok Mettā
|
Hasil Evaluasi
|
||||
I
|
II
|
III
|
IV
|
V
|
||
1
|
Mutia Dharma Putri
|
72
|
60
|
74
|
70
|
90
|
2
|
Sugato Gotama Putra
|
70
|
70
|
75
|
75
|
90
|
3
|
Orin R Ristanti
|
74
|
55
|
75
|
75
|
90
|
4
|
Nakita Ratna Kumala
|
80
|
80
|
80
|
85
|
100
|
5
|
Slamet Tri Wibowo
|
75
|
70
|
75
|
70
|
95
|
6
|
Vita Lestari
|
76
|
55
|
76
|
70
|
100
|
7
|
Woro Sri Hastuti
|
78
|
80
|
80
|
80
|
100
|
8
|
Yoan Nova Ananda. S
|
78
|
75
|
76
|
75
|
90
|
9
|
Yuli Dhammayanti
|
80
|
80
|
80
|
80
|
100
|
Rata-rata
|
75.8
|
69.4
|
76.7
|
75.5
|
95
|
|
No
|
Nama Siswa
Kelompok Karuṇa
|
|
|
|
|
|
10
|
Metta Ekasari
|
75
|
60
|
76
|
70
|
93
|
11
|
Ratna Devi
|
79
|
100
|
80
|
100
|
100
|
12
|
Agus Prasetyo Wibowo
|
80
|
100
|
80
|
90
|
93
|
13
|
Arya Ekasaputra
|
77
|
100
|
77
|
80
|
100
|
14
|
Endah Tri Wahyuni
|
75
|
55
|
75
|
70
|
86
|
15
|
Nyoman Subeta
|
75
|
70
|
75
|
75
|
93
|
16
|
Tri Ariyanto
|
75
|
95
|
76
|
95
|
93
|
17
|
Nova Susi Setiyani
|
78
|
90
|
80
|
90
|
100
|
18
|
Ageng Dharmawan
|
76
|
100
|
78
|
90
|
100
|
19
|
Widi Setiawan
|
76
|
100
|
78
|
100
|
100
|
Rata-Rata
|
76.6
|
87
|
77.5
|
86.0
|
95.8
|
Selain dari
hasil analisis presensi dan hasil evalusi siswa, tingkat efektivitas media
gambar dapat dilihat dari hasil analisis wawancara dengan narasumber siswa
(faktor internal). Dari hasil wawancara yang dilakukan pada hari Rabu, 2 Mei 2012 dengan jumlah narasumber sebanyak 14 siswa
diketahuai bahwa: 7 siswa (50%) menyatakan bahwa dibimbing oleh Bu Kasini dan
Pak Feri sama enak dan menyenangkannya, 6 siswa (42%) menyatakan bahwa lebih
enak dan menyenangkan dibimbing oleh Pak Feri, dan 1 siswa (8%) menyatakan
lebih enak dan menyenangkan dibimbing oleh Bu Kasini. Berkenaan dengan media
atau metode pembelajaran, 7 siswa (50%) menyatakan bahwa lebih mudah dan
meyenangkan pembelajaran yang dilakukan dengan menggunakan media gambar, 6
siswa (42%) menyatakan bahwa lebih mudah dan menyenangkan pembelajaran
menggunakan media gambar yang dipadukan dengan cerita (ceramah), dan 1 siswa
(8%) menyatakan bahwa mebih mudah dan menyenangkan pembelajaran menggunakan
metode cerita (ceramah). Berkenaan dengan proses pembelajaran, 14 siswa (100%)
menyatakan bahwa merasa senang dengan 6 kali proses pembelajaran (pertemuan)
yang dilakukan oleh Pak Feri dengan menggunakan media gambar.
Selain
melakukan wawancara dengan siswa (faktor internal), dilakukan juga wawancara dengan
orang tua siswa (faktor eksternal). Dari hasil wawancara yang dilakukan pada
hari Rabu, 9 Mei 2012 kepada 8 orang siswa untuk mengetahui kegiatan siswa
setelah pulang sekolah, waktu belajar, rutinitas bdalam belajar, dan peran
orang tua terhadap proses belajar siswa diperoleh data sebagai berikut:
berkenaan dengan kegiatan siswa setelah pulang sekolah, 4 orang tua siswa (50
%) menyatakan bahwa kegiatan anak mereka setelah pulang sekolah adalah menonton televisi, 3 orang tua siswa (37.5%)
menyatakan bahwa kegiatan anak mereka setelah pulang sekolah adalah istirahat,
dan 1 orang tua siswa (12.5%) menyatakan bahwa kegitan anak mereka setelah
pulang belajar adalah bermain. Berkenaan dengan waktu belajar siswa, 4 orang
tua siswa (50 %) menyatakan bahwa waktu belajar anak mereka adalah malam hari,
3 orang tua siswa (37.5%) menyatakan bahwa waktu belajar anak mereka adalah
siang dan malam hari, dan 1 orang tua siswa (12.5%) menyatakan waktu belajar
anak mereka adalah siang hari. Berkenaan dengan rutinitas belajar siswa, 6
orang tua siswa (75%) menyatakan bahwa anak mereka rutin belajar dan 2 orang
tua siswa (25%) menyatakan bahwa anak mereka tidak rutin dalam belajar. Berkenaan dengan peran orang tua siswa dalam
mendampingi belajar siswa, 5 orang tua siswa (62.5%) menyatakan bahwa jarang
mendampingi anak mereka dalam belajar dan 3 orang tua siswa (37.5%) menyatakan
bahwa mendampingi anak mereka dalam belajar.
Untuk
memperkuat hipotesis mengenai efektivitas media gambar dalam usaha meningkatkan
motivasi belajar Agama Buddha di SD Negeri Purwodadi, maka dilakukan wawancara
terhadap guru Agama Buddha di SD Negeri Purwodadi . Dari hasil wawancara yang
dilakukan pada hari Jumat, 15 Mei 2012 dengan narasumber Kasini, A.Ma. diperoleh data sebagai
berikut: berkenaan dengan faktor yang mempengaruhi dalam proses pembelajaran,
diketahui bahwa jumlah siswa, umur siswa, kondisi kelas, dan
sarana-prasarana pendukung seperti buku memiliki pengaruh terhadap proses pembelajaran. Jumlah siswa yang sedikit cenderung membuat proses
pembelajaran menjadi kurang aktif. Dengan jumlah siswa rata-rata tiga anak di
masing-masing kelas mengakibatkan siswa kurang memiliki interaksi yang aktif
kepada guru dan siswa lainya. Berkenaan dengan umur siswa, pada siswa kelas 1
dan 2 yang dari segi usia dapat dikatakan masih muda dan secara psikologis dapat dikatakan kurang matang dalam berpikir, hal tersebut
berdampak pada sulitnya materi untuk diserap dan dipahami oleh siswa. Oleh
karena itu guru dituntut untuk pandai dalam mengolah materi agar dapat
disesuaikan dengan kematangan siswa sehingga materi dapat dipahami siswa dengan
mudah. Kondisi kelas, seperti ruangan yang tidak memadai juga
berpengaruh terhadap proses pembelajaran. Sarana dan prasarana pembelajaran
seperti buku dan alat bantu lain seperti media pembelajaran juga berpengaruh
besar terhadap proses pembelajaran, seperti kelengkapan buku pelajaran dan buku
panduan serta media pembelajaran.
Berkenaan dengan metode dan media yang
digunakan, dari hasil wawancara dengan Kasini, A.Ma pada hari Jumat, 15 Mei
2012, narasumber menyatakan bahwa:
Untuk metode pembelajaran, saya biasanya menggunakan metode
ceramah dan tanya jawab dan untuk media pembelajarannya saya memakai apa yang
ada di buku terus kalau materinya mengenai lambang-lambang saya memakai
lambang-lambang atau simbol-simbol Buddhis yang ada di vihara.
Dari pernyataan di atas dapat
dijelaskan bahwa kecenderungan metode pembelajaran yang digunakan oleh seorang
guru zaman dahulu adalah metode ceramah dan tanya jawab. Berbeda dengan metode
pembelajaran yang digunakan saat ini, seperti metode sosiodrama, karya wisata,
dan eksperimen. Hal tersebut menunjukkan bahwa saat ini guru harus dituntut
aktif dan kreatif dalam mempersiapkan dan menciptakan media pembelajaran yang
akan digunakan dalam proses pembelajaran. Seorang guru tidak harus terpaku
dengan apa yang sudah tertulis dalam buku panduan dan buku pelajaran, tetapi harus
pandai dalam menyesuaikan dan menciptakan media pembelajaran yang sesuai dengan
materi dan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai.
PENUTUP
Kesimpulan
Berdasarkan penelitian yang dilakukan
penulis mengenai “Efektivitas Media Gambar dalam Usaha Meningkatkan Motivasi
Belajar agama Buddha Sekolah Dasar Negeri Purwodadi” dapat disimpulkan bahwa
media gambar memiliki efektivitas dalam meningkatkan motivasi belajar siswa dan
hasil belajar siswa. Hal tersebut dapat dilihat dari jumlah kehadiran siswa dan
hasil evaluasi belajar. Jumlah kehadiran, pada pertemuan 1 jumlah siswa yang
hadir sebanyak 17 siswa atau sebesar 89.5%. Pada pertemuan 2 jumlah siswa yang
hadir sebanyak 12 siswa atau sebesar 63.1%. Pada pertemuan kedua jumlah siswa
mengalami penurunan yang besar, hal tersebut dikarenakan siswa lupa dan lelah
karena jadwal sekolah yang padat. Pada pertemuan 3 jumlah siswa yang hadir
sebanyak 16 atau sebesar 84.2%. Pada pertemuan 4 jumlah siswa yang hadir
sebanyak 16 siswa atau sebesar 84.2%. Pada pertemuan 5 jumlah siswa yang hadir
sebanyak 18 siswa atau sebesar 94.7%. Pada pertemuan 6 jumlah siswa yang hadir
sebanyak 19 siswa atau sebesar 100%. Pada pertemuan 7 jumlah siswa yang hadir
sebanyak 17 siswa atau sebesar 84.5%. Pada pertemuan 8 jumlah siswa yang hadir
sebanyak 18 siswa atau sebesar 94.7%. Pada pertemuan 9 jumlah siswa yang hadir
sebanyak 19 siswa atau sebesar 100%.
Hasil evaluasi, dari 9 pertemuan yang
dilaksanakan pada penelitian ini evaluasi pembelajaran dilakukan sebanyak 5
kali untuk masing-masing kelompok kelas. Evaluasi pendukung sebanyak 2 kali dan
evaluasi pokok sebanyak 3 kali. Pada kelompok Mettā, nilai rata-rata yang diperoleh pada evaluasi pendukung
pertama adalah 75.8 dan evaluasi pendukung kedua adalah sebesar 76.7. Nilai
rata-rata yang diperoleh pada evaluasi pokok adalah sebagai berikut: evaluasi
pertama sebesar 69.4, evaluasi kedua sebesar 75.5, dan evaluasi ketiga sebesar
95.0. Pada kelompok Karuṇa, nilai rata-rata yang diperoleh pada
evaluasi pendukung pertama adalah 76.6 dan evaluasi pendukung kedua adalah
sebesar 77.5. Nilai rata-rata yang diperoleh pada evaluasi pokok adalah sebagai
berikut: evaluasi pertama sebesar 87.8, evaluasi kedua sebesar 86.0, dan
evaluasi ketiga sebesar 95.8. Dari data hasil evaluasi di atas diketahui bahwa
nilai rata-rata dari evaluasi pendukung dan evaluasi pokok mengalami kenaikan,
hal tersebut menunjukkan bahwa media gambar memberikan
efektivitas yang besar terhadap hasil belajar siswa.
Penggunaan media gambar mempermudah
siswa dalam menerima dan memahami materi dalam proses pembelajaran. Hal
tersebut dapat dilihat dari hasil wawancara dengan siswa (faktor internal
siswa) mengenai pembelajaran menggunakan media gambar. Hasil wawancara
menunjukkan bahwa: 7 siswa (50%) menyatakan bahwa lebih mudah dan menyenangkan
pembelajaran yang dilakukan dengan menggunakan media gambar, 6 siswa (42%)
menyatakan bahwa lebih mudah dan menyenangkan pembelajaran menggunakan media
gambar yang dipadukan dengan cerita (ceramah), dan 1 siswa (8%) menyatakan
bahwa mebih mudah dan menyenangkan pembelajaran menggunakan metode cerita
(ceramah). Berkenaan dengan proses pembelajaran, 14 siswa (100%) menyatakan
bahwa merasa senang dengan 6 kali proses pembelajaran (pertemuan) yang
dilakukan dengan menggunakan media gambar. Hal ini menjelaskan bahwa penggunaan
media gambar tidak menyebabkan siswa merasa jenuh dan bosan terhadap proses
pembelajaran. Dari hasil uraian data di atas dapat disimpulkan bahwa media
gambar memberikan efektivitas yang baik terhadap motivasi belajar Agama Buddha
di SD Negeri Purwodadi.
Saran
Beberapa saran yang dapat diberikan
dari hasil penelitian ini yaitu bahwa media gambar perlu digunakan dalam proses
pembelajaran Agama Buddha karena media gambar efektif dalam meningkatkan
motivasi belajar siswa. Fungsi lain media gambar adalah mempermudah siswa dalam
menerima materi dan membuat siswa tidak merasa jenuh dengan proses pembelajaran
Agama Buddha. Oleh sebab itu, dalam setiap pertemuan pendidikan agama Buddha
diharapkan penyampaian
materi pelajaran dapat menggunakan media gambar sebagai media pembelajarannya.
Penggunaan media gambar dalam proses
pembelajaran secara tidak langsung mengarahkan guru untuk aktif dan kreatif. Seorang guru harus memiliki keterampilan dalam membuat dan menyiapkan
media pembelajaran yang menarik dan efektif, yaitu dengan mengikuti pelatihan khusus mengenai media
pembelajaran untuk siswa, khususnya media gambar.
Media gambar hanyalah salah satu faktor
yang menyebabkan tumbuhnya motivasi belajar siswa, karena faktor internal
siswa, faktor eksternal siswa, dan faktor pendekatan belajar (approach
to learning) juga memiliki peran penting dalam menumbuhkan motivasi belajar
siswa. Untuk itu siswa, orang tua, dan guru harus saling bekerja
sama satu sama lain. Siswa harus giat belajar, orang tua harus rajin
mendampingi anak saat belajar, dan guru harus aktif dan kreatif dalam mengajar.
Pembuatan dua kelompok dari enam kelas
yang ada dilakukan dalam penelitian ini menyebabkan peneliti harus membuat
materi yang dapat diterima oleh setiap anggota kelompok. Penyamaan materi untuk
setiap anggota teryata mengalami kendala. Kendala tersebut yaitu bahwa tidak
semua anggota kelompok dapat menerima dan memahami materi yang sama. Oleh sebab
itu saran yang dapat penulis berikan khususnya kepada guru agama adalah jangan
menyamakan materi dengan siswa yang tingkat pendidikanya berbeda. Seorang guru
hendaknya membuat materi sesuai dengan keadaan siswa, yaitu sesuai dengan
tingkat pendidikan (kelas), kematangan siswa, dan bobot materi yang sampaikan.
DAFTAR PUSTAKA
Arsyad, Azhar. 2005. Media Pembelajaran. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.
Djamarah dan Zain. 2006. Strategi Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta.
Djamarah,
Syaiful Bahri. 2002. Psikologi Belajar.
Jakarta: Rineka Cipta.
PPM.
Purwanto,
M. Ngalim. 2004. Psikologi Pendidikan.
Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
Suyadi.
2010. Panduan Penelitian Tindakan Kelas.
Yogyakarta: Diva Press.
Tim
Penyusun. 2005. Kamus Besar Bahasa
Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka.
Tim
Penyusun. 2008. Kamus Bahasa Indinesia
(PDF). Jakarta: Pusat Bahasa Departemen Pendidikan.
Uno,
Hamzah B.2010. Teori Motivasi dan
Pengukurannya. Jakarta: Bumi Aksara.
Wahyono,
Mulyadi. 2002. Pokok-Pokok Dasar Agama
Buddha. Jakarta: Departemen Agama R.I.
http://dhammacitta.org/artikel/memahami-kurikulum-pendidikan-buddhis/
(diakses tanggal 9 Februari 2012).
http://www.serbiserbi.com/pentingnya-menggunakan-media-ajar.html
(diakses tanggal 6 Maret 2012).
Share this on your favourite network
0 comments:
Post a Comment