Home » » JURNAL MAHASISWA

JURNAL MAHASISWA

EFEKTIVITAS MEDIA GAMBAR DALAM USAHA
MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR AGAMA BUDDHA
SEKOLAH DASAR NEGERI PURWODADI

Feri Yanto Sutiyono[1], Waluyo[2], Pachlan2.

Abstrak
The research is about the effectiveness of drawing media in the effort to increase the learning motivation in Buddhist studies at Purwodadi elementary school. The school formerly is still lacking of drawing media used in presenting the material of Buddha religion education, notably at elementary school. Seeing this condition, this research intents to know the effectiveness of learning that is achieved by exploiting drawing media in the effort to increase the motivation in studying Buddha religion at Purwodadi elementary school.
This research utilizes Class Action Research by optimizing the image media as the media of subject learning. In Class Action Research, the pictured media is designed, and processed in such a way (form, measurement, and color) to be as useful as possible in the effort to increase the motivation to study. The effectiveness of drawing media to be reached in increasing the motivation to  study is seen from the percentage of attendance, result learning evaluations, and result of  the students’ interview on the image media.
The result of the research showed: (1) percentage of attendance, total student attendance on meeting 1 as many as 17 students (89.5%), meeting 2 as many as 12 students (63.1%), meeting 3 as many as 16 students (84.2%), meeting 4 as many as 16 students (84.2%), meeting 5 as many as 18 students (94.7%), meeting 6 as many as 19 students (100%), meeting 7 as many as 17 students (84.5%), meeting 8 as many as 18 students (94.7%), and meeting 9 as many as 19 students (100%); (2) the learning evaluations, for group Mettā results in the average evaluation 1 to be 75.8, evaluation 2: 69.4, evaluation 3: 76.7, evaluation 4: 75.5, and evaluation 5: 95. For group Karua the result of the average evaluation 1 is 76.6, evaluation 2 is 87, evaluation 3 is 77.5, evaluation 4 is 86.0, and evaluation 5 is 95.8. Besides, from the interview with 14 students the data obtained were as follow: (1) for instructors, 7 students (50%) chose Mrs. Kasini and Mr. Feri, 6 students (42%) chose Mr. Feri, and 1 student (8%) chose Mrs. Kasini; (2) for the media or learning methods, 7 students (50%) chose pictured media, 6 students (42%) chose pictured media and story method (discourse), and 1 student (8%) chose story method (discourse); (3) for the learning processes, 14 students (100%) declared to enjoy  learning with the utilization of image media. Of the acquired data obtained above it can be concluded that drawing media gives effectiveness to increase the students’ learning motivation of Buddha religion at Purwodadi elementary school.

Key word: Drawing Media, Learning Motivation in Buddhist Studies



PENDAHULUAN

Latar Belakang Masalah

Dunia pendidikan saat ini mengalami perkembangan yang sangat pesat. Perkembangan tersebut dapat dilihat dari sistem kependidikan, kualitas pengajar (profesionalisme guru), metode pembelajaran, dan media pembelajaran yang semakin modern. Sistem pendidikan berkembang dari pasif (guru kepada murid) kini berubah menjadi lebih aktif (guru dan murid). Kualitas pengajar, guru sebagai sosok yang memberikan materi kini mulai meningkat, hal tersebut dapat dilihat dari adanya program sertifikasi guru. Metode pembelajaran dari ceramah berkembang menjadi lebih interaktif, seperti menggunakan metode diskusi dan Contextual Teaching and Learning (CTL). Media pembelajaran dari yang sederhana kini berkembang menjadi lebih menarik dan mudah dipahami. Semua aspek tersebut berpengaruh besar terhadap tercapainya tujuan pembelajaran.
Salah satu aspek pendidikan yang memiliki peran penting dalam tercapainya tujuan pembelajaran yaitu media pembelajaran. Media pembelajaran sebagai salah satu alat bantu dalam menyampaikan materi hendaknya dapat dibuat dengan seefektif mungkin dan tepat guna. Pemilihan media yang tidak tepat guna dengan materi dapat mengakibatkan materi sulit untuk dipahami oleh siswa. Seorang guru menerangakan tentang ciri-ciri cicak kepada 25 siswa SD di dalam kelas. Sang guru menjelaskan bahwa hewan cicak memiliki bentuk tubuh memanjang, memiliki empat buah kaki, dan berkembang biak dengan cara bertelur. Selanjutnya guru bertanya apakah sudah mengerti tentang yang disebut cicak, semua murid menjawab sudah. Selanjutnya guru memberikan tugas untuk menggambar cicak. Semua gambar yang digambar tidak ada yang seperti cicak (http://www.serbiserbi.com/pentingnya-menggunakan-media-ajar.html). Hasil observasi di Sekolah Dasar Negeri Purwodadi pada hari Jumat, 17 Februari 2012 memperlihatkan guru Agama Buddha (Bu. Kasini, A.Ma.) menyampaikan materi riwayat hidup Buddha Gautama, kisah Petapa Asita tanpa mengunakan media pendukung apapun (hanya menggunakan metode ceramah) mengakibatkan Orin sulit menjawab pertanyaan saat ditannya Bu Kasini. Selain itu, Mutia dan Sugato terlihat mengantuk dan bosan. Dari uraian di atas dapat dipahami bahwa suatu pembelajaran tanpa dibantu dengan media atau alat bantu pendukung akan sulit untuk dimengerti oleh siswa. 
Materi pendidikan Agama Buddha untuk anak Sekolah Dasar (SD) lebih banyak mengulas tentang riwayat hidup Buddha Gautama, tata cara puja bakti, serta materi mengenai lambang-lambang Buddhis. Materi-materi tersebut lebih banyak menampilkan objek visual. Materi riwayat hidup Buddha Gautama, menampilkan kisah dan kehidupan Buddha. Tatacara puja bakti memperlihatkan tentang bagaimana posisi tubuh yang baik dan benar saat melaksanakan puja bakti. Lambang-lambang dalam Agama Buddha menampilkan wujud benda. Objek visual lebih sederhana dan cenderung memiliki sifat nyata. Materi Buddhisme yang sangat penting bagi anak-anak usia SD adalah materi yang realistis, bukan teori-teori Buddhisme yang rumit. Materi untuk anak-anak SD   seharusnya sederhana dengan banyak contoh nyata dalam kehidupan (http://dhammacitta.org/artikel/memahami-kurikulum-pendidikan-buddhis/). Materi riwayat hidup Buddha Gautama, tata cara puja bakti, serta materi mengenai lambang-lambang Buddhis akan jauh lebih mudah dipahami siswa jika mengunakan media pembelajaran yang tepat. Media pembelajaran yang tepat untuk materi Pendidikan Agama Buddha anak SD yaitu dengan mengoptimalkan media gambar sebagai media pembelajaran.
Dengan mempertimbangkan hal-hal tersebut di atas maka penulis dalam penulisan skripsi tersebut mengambil judul “Efektivitas Media Gambar dalam Usaha Meningkatkan Motivasi Belajar Agama Buddha Sekolah Dasar Negeri Purwodadi”. Dengan harapan dapat menjadi wacana dan masukan serta meningkatkan mutu pendidikan, khususnya pendidikan Agama Buddha.

Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah dijelaskan di atas, penulis mengambil judul “Efektivitas Media Gambar dalam Usaha Meningkatkan Motivasi Belajar Agama Buddha Sekolah Dasar Negeri Purwodadi”. Pemilihan suatu media yang tepat akan dapat membantu siswa dalam menerima dan mengembangkan materi yang disampaikan oleh seorang guru. Oleh sebab itu, dapat dirumuskan permasalahan dalam penelitian ini yaitu bagaimana efektivitas yang ditimbulkan oleh pemanfaatan media gambar dalam usaha meningkatkan motivasi belajar Agama Buddha Sekolah Dasar Negeri Purwodadi?.
Tujuan Penelitian

Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini yaitu mengetahui efektivitas yang ditimbulkan oleh pemanfaatan media gambar dalam usaha meningkatkan motivasi belajar Agama Buddha SD Negeri Purwodadi.

Fokus Penelitian

Fokus penelitian ini yaitu meneliti sejauhmana efektivitas media gambar dapat membentuk motivasi belajar siswa. Khususnya motivasi belajar siswa mengenai materi pendidikan agama Buddha. Materi pendidikan agama Buddha yang digunakan sebagai instrumen yaitu mengenai riwayat hidup Buddha Gautama, tata cara puja bakti, dan lambang-lambang dalam agama Buddha. Adapun tindakan untuk mengetahui sejauahmana efektivitas yang ditimbulkan dari pemanfaatan media gambar tersebut yaitu dengan menggunakan tahapan siklus. Tahapan siklus yang dimaksud yaitu memeriksa perkembangan motivasi siswa dari pemanfaatan media gambar di setiap pertemuan. Perkembangan motivasi tersebut dapat dilihat dari persensi dan hasil evaluasi belajar siswa. Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini yaitu mengetahui efektivitas yang ditimbulkan oleh pemanfaatan media gambar dalam usaha meningkatkan motivasi belajar Agama Buddha SD Negeri Purwodadi.

Manfaat Penelitian

Manfaat secara teoritis, penelitian ini diharapkan dapat menjelaskan bahwa penggunaan suatu media yang tepat dapat meningkatkan mutu pendidikan. Memberikan gambaran mengenai pentingnya suatu media dalam membantu kelancaran kegiatan pembelajaran. Secara Praktis, maanfaat penelitian ini yaitu dapat memberikan gambaran kepada dunia pendidikan Buddhis bahwa penggunaan media gambar pada pendidikan dapat membantu dalam mempermudah penyampaian materi dan meningkatkan motivasi belajar siswa.

PEMBAHASAN

Kajian Pustaka

Media Gambar
Kata “media” berasal dari bahasa Latin dan merupakan bentuk jamak dari kata “medium”, yang secara harafiah berarti “perantara atau pengantar”, atau wahana penyalur informasi (Djamarah dan Zain, 2006: 120). Media adalah perantara, penghubung, yang terletak antara dua pihak (orang atau golongan dan sebagainya) (Tim Penyusun, 2008: 931). Dengan kata lain media dapat diartikan sebagai alat bantu apa saja yang dapat dijadikan sebagai penyalur pesan guna mencapai suatu tujuan.
Gagne dan Brings  (Arsyad, 2005: 4) mengatakan bahwa media, khususnya media pembelajaran adalah alat yang secara fisik digunakan untuk menyampaikan isi materi pengajaran, yang terdiri antara lain buku, tape recoder, kaset, video camera, film, slide (gambar bingkai), foto, gambar, grafik, dan komponen komputer. Dengan kata lain, media adalah komponen sumber belajar atau wahana fisik yang mengandung materi instruksional di lingkungan siswa yang dapat merangsang siswa untuk belajar. Semua komponen yang dapat digunakan untuk mempermudah dalam penerimaan materi dapat disebut sebagai media pembelajaran.
Gambar adalah tiruan barang yang dibuat dengan coretan pensil dan sebagainya (Tim Penyusun, 2008: 430). Gambar dapat dibagi ke dalam dua kelompok yaitu gambar diam dan gambar bergerak. Dengan kata lain media gambar dapat dimaknai sebagai sarana atau alat bantu berupa gambar yang berperan sebagai penyalur pesan atau informasi guna mencapai suatu tujuan.
Media gambar sebagai media penyalur pesan dan informasi maksudnya yaitu media gambar dapat digunakan untuk menyampaikan maksud atau informasi tertentu. Informasi-informasi yang disampaikan bertujuan untuk menjelaskan suatu maksud agar dapat dimengerti dan dipahami. Pemahaman dari maksud tersebut yang selanjutnya dipahami dan digunakan untuk mencapai suatu tujuan. Dengan kata lain, suatu tujuan dapat dicapai dengan menggunakan gambar sebagi media penyampai pesan dan informasi.

Motivasi Belajar
          Sebagai seorang yang ingin berubah, seseorang membutuhkan suatu dorongan atau rangsangan yang dapat mendorong mereka mencapai tujuan yang diharapkan. Dorongan atau rangsangan tersebut yang disebut dengan motivasi. Isbabandi (Uno, 2010: 3) mengatakan bahwa:
Istilah motivasi berasal dari kata motif yang dapat diartikan sebagai kekuatan yang terdapat dalam diri individu, yang menyebabkan individu bertindak atau berbuat. Motif tidak dapat diamati secara langsung, tetapi dapat diinterpretasikan dalam tingkah lakunya, berupa rangsangan, dorongan, atau pembangkit tenaga yang menyebabkan munculnya suatu tidakan tertentu.

Motivasi adalah dorongan yang timbul pada diri seseorang secara sadar atau tidak sadar untuk melakukan suatu tindakan dengan tujuan tertentu (Kamus Besar Bahasa Indonesia, 2005: 756). Motivasi adalah suatu perubahan energi di dalam pribadi seseorang yang ditandai dengan timbulnya efek (perasaan) dan reaksi untuk mencapai tujuan (Djamarah, 2002: 114). Purwanto (2004: 71) menjelaskan bahwa motivasi adalah pendorong, yaitu suatu usaha yang disadari untuk mempengaruhi tingkah laku seseorang agar ia tergerak hatinya untuk bertindak melakukan sesuatu sehingga mencapai hasil atau tujuan yang diharapkan. Dengan kata lain, secara singkat motivasi dapat diartikan sebagai segala sesuatu yang dilakukan oleh seseorang untuk dapat membawanya mencapai suatu tujuan yang diharapkan.

Motivasi Belajar Agama Buddha
Motivasi belajar diartikan sebagai suatu bentuk dorongan yang dapat membawa seseorang untuk menuju suatu perubahan, baik perubahan ke arah positif atau negatif. Tujuan dalam motivasi belajar erat hubungan dengan suatu objek yang ingin dicapai. Dalam penelitian ini, objek yang ingin dicapai yaitu pendidikan Agama Buddha.
Agama adalah ajaran, sistem yang menganut tata keimanan (kepercayaan), tata kaidah pergaulan manusia  serta lingkungannya (Kamus Besar Bahasa Indonesia, 2005: 12). Buddha adalah suatu sebutan atau gelar dari suatu keadaan batin yang sempurna (Wahyono, 2002: 2), dalam hal ini yang dimaksud yaitu Sang Buddha Gautama, yang telah mencapai keadaan kebuddhaan. Jadi dapat dijelaskan bahwa Agama Buddha adalah tata keimanan (saddha) dan kepercayaan yang diajarkan oleh Sang Buddha. Jadi Motivasi belajar Agama Buddha dapat diartikan sebagai segala bentuk dorongan atau usaha untuk mendapatkan perubahan, berubahan dalam hal ini yaitu memahami dan mengerti mengenai ajaran yang diajarkan oleh Sang Buddha.
Ajaran yang diajarkan oleh Sang Buddha dalam penelitian ini berfokus pada materi-materi agama Buddha untuk Sekolah Dasar (SD). Materi-materi SD yang dibahas yaitu meliputi pokok pembahasan mengenai sejarah dan saddha. Pokok pembahasan mengenai sejarah membahas tentang riwayat hidup Buddha Gautama. Pemabahasan mengenai riwayat hidup Buddha Gautama terbagi menjadi beberapa indikator yaitu: (1) Riwayat kelahiran Pangeran Siddharta; (2) Masa kanak-kanak dan remaja Pangeran Siddharta; (3) Empat peristiwa yang dilihat oleh Pangeran Siddharta; (4) Kehidupan Pangeran Siddharta setelah pelepasan agung; (5) Kisah Petapa Siddharta mencapai Penerangan Sempurna dan menjadi Buddha; dan (6) Kisah Parinibbāna Sang Buddha. Pokok pembahasan mengenai saddha terbagi menjadi beberapa indikator yaitu: (1) Tatacara puja bakti dalam Agama Buddha; (2) Buddha Rupang dan Roda Dhamma; (3) Sarana puja dalam Agama Buddha; (4) Lambang-lambang dalam Agama Buddha; dan (5) Panji Buddhis.

METODE PENELITIAN

Jenis Penelitian

Ditinjau dari segi tujuannya, penelitian ini bertujuan untuk mengetahuai sejauhmana efektivitas yang ditimbulkan dari pemanfaatan media gambar dalam usaha meningkatkan motivasi belajar. Cara untuk mengetahui sejauhmana efektivitas yang ditimbulkan dari pemanfaatan media gambar yaitu dengan melaksanakan proses pembelajaran langsung di dalam kelas. Oleh sebab itu, penelitian ini dapat dikatakan sebagai Penelitian Tindakan Kelas (PTK) karena untuk dapat mengetahui hasil dari penelitian harus dilakukan dengan tindakan kelas.
Secara harafiah, penelitian tindakan kelas berasal dari bahasa Inggris, yaitu Class Action Research yang berarti penelitian dengan tindakan yang dilakukan di dalam kelas. Arikunto (Suyadi, 2010: 18) menjelaskan pengertian dari PTK sebagai berikut: penelitian adalah kegiatan mencermati suatu objek dengan menggunakan cara dan aturan atau metodologi tertentu untuk menemukan data akurat tentang hal-hal yang dapat menimbulkan mutu objek yang diamati. Tindakan adalah gerakan (siklus-siklus kegiatan untuk siswa) yang dilakukan dengan sengaja dan terencana dengan tujuan tertentu. Kelas adalah tempat dimana terdapat sekelompok peserta didik yang dalam waktu bersamaan menerima pelajaran dari guru yang sama. Dari penjelasan tersebut dapat disimpulkan bahwa PTK adalah pencermatan dalam bentuk kegiatan terhadap kegiatan belajar yang sengaja dimunculkan dan terjadi dalam sebuah kelas secara bersama.

Desain Penelitian

Desain yang digunakan dalam PTK ini yaitu dengan melakukan perlakuan terhadap media gambar sebagai instrumen penelitian. Media gambar didesain dan dirancang sedemikian rupa sehingga dapat dimanfaatkan semaksimal mungkin dalam proses pembelajaran. Baik dari segi bentuk, ukuran, dan warna. Adapun pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini yaitu menggunakan pendekatan kualitatif dan pendekatan kuantitatif. Pendekatan kualitatif dilakukan dengan cara eksplorasi melalui observasi dan wawancara. Pendekatan kuantitatif dilakukan dengan cara deskriptif data melalui angket.

Waktu dan Tempat Penelitian

Penilitian ini dilakukan di Sekolah Dasar Negeri Purwodadi. Beralamat di Desa Purwodadi, Kecamatan Kuwarasan, Kabupaten Kebumen, Jawa Tengah. Sekolah Dasar Negeri Purwodadi representatif untuk siswa dan guru yang menjadi sumber data. Pelaksanaan observasi dan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dilakukan selama tiga bulan, yaitu pada bulan Maret-Mei 2012.




Subjek Penelitian

Subjek dalam penelitian ini yaitu seluruh siswa beragama Buddha SD Negeri Purwodadi. Terdiri dari siswa agama Buddha kelas 1 - kelas 6. Jumlah subjek tersebut yaitu sebanyak 19 siswa.

Jenis Tindakan

Jenis tindakan yang dilakukan dalam penelitian ini yaitu dengan melihat siklus-siklus perkembangan sebagai hasil pemanfaatan media gambar dalam proses pembelajaran. Analisis siklus dilakukan sebanyak 3 kali, dengan rentang waktu 3 kali pertemuan. Jumlah pertemuan yang dilaksanakan dalam penelitian ini adalah sebanyak 9 kali. Dengan jumlah subjek penelitian 19 siswa, peneliti membagi subjek tersebut kedalam dua kelompok yaitu Kelompok Mettā dan Kelompok Karua. Kelompok Mettā terdiri dari siswa kelas 1, 2, dan 3, dengan materi pembahasan Riwayat Hidup Buddha Gautama. Kelompok Karua terdiri dari siswa kelas 4, 5, dan 6, dengan materi pembahasan yaitu mengenai tata cara puja bakti dan lambang lambang dalam agama Buddha.
Selain dengan mengamati siklus-siklus pembelajaran, dalam penelitian ini juga dilakukan evaluasi pembelajaran kepada siswa. Evaluasi dilakukan untuk mengetahui sejauhmana perkembangan atau efektivitas yang ditimbulkan media gambar terhadap motivasi dan hasil belajar siswa dalam pendidikan agama Buddha. Evaluasi dilakukan setiap setelah dua kali pertemuan dimasing-masing siklus.
Tabel 1. Kisi-Kisi Jenis Tindakan Penelitian

No
Kelompok
Materi
Pertemuan
Kegiatan
Siklus
Refleksi
1
Mettā

{Kelas 1}
{Kelas 2}
{Kelas 3}
Riwayat Hidup Buddha Gautama
1
Materi
S1

2

3
Evaluasi

4
Materi
S2

5

6
Evaluasi

7
Materi
S3

8

9
Evaluasi








2
Karua

{Kelas 4}
{Kelas 5}
{Kelas 6}
Tata cara puja bakti dan lambang-lambang agama Buddha
1
Materi
S1

2

3
Evaluasi

4
Materi
S2

5

6
Evaluasi

7
Materi
S3

8

9
Evaluasi




      Perencanaa
          (RPP)

Refleksi                           Siklus Penelitian                       Pelaksanaan Tindakan
                                                                                                                 (PTK)


 
        Evaluasi

Gambar 1. Siklus Penelitian

Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian eksperimen ini adalah dengan menggunakan teknik tes dan teknik nontes. Teknik tes yang digunakan dalam penelitian ini yaitu dengan memberikan soal evaluasi, demonstrasi, mengambar, dan mewarnai. Teknik nontes yang digunakan dalam penelitian ini yaitu observasi, wawancara, dan dokumentasi.

Teknik Analisis Data

Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis deskripif, yaitu dengan mendeskripsikan dan memakai data dari masing-masing aspek yang dievaluasi. Data yang dikumpulkan dianalisis dengan teknik analisis deskriptif kuantitatif dan kualitatif sesuai dengan model evaluasi dan instrumen yang digunakan dalam penelitian ini, hasil penelitian dideskripsikan dengan teknik analisis data untuk masing-masing aspek.

HASIL PENELITIAN

Efektivitas media gambar dalam usaha meningkatkan motivasi belajar Agama Buddha yang dilaksanakan di SD Negeri Purwodadi berdasarkan hasil PTK penggunaan media gambar dalam pembelajaran Agama Buddha memiliki efektivitas yang baik terhadap motivasi dan hasil belajar siswa.  Efektivitas media gambar terhadap motivasi belajar dapat dilihat dari tingkat kehadiran atau presensi siswa dalam mengikuti proses pembelajaran. Dari 9 pertemuan yang dilaksanakan dalam PTK jumlah kehadiran atau presensi siswa menunjukan hasil yang baik, hal tersebut dapat dilihat dari tabel kehadiran di bawah ini:

Tabel 2. Presensi Siswa SD Negeri Purwodadi
No
Kelompok Siswa
16/3/
12
23/3/
12
30/3/
12
13/4/
12
18/4/
12
20/4/
12
02/5/
12
11/5/
12
15/5/
12
1
Mettā
8
4
6
8
9
9
8
9
9
2
Karua
9
8
10
7
9
10
9
9
10
Total
17
12
16
16
18
19
17
18
19
Persentase Total
89.5%
63.1%
84.2%
84.2%
94.7%
100%
89.4%
94.7%
100%
Efektivitas media gambar terhadap hasil belajar siswa juga menunjukan hasil yang baik. Dari 5 kali evaluasi yang dilakukan, semuanya memiliki nilai rata-rata yang baik. Hasil dari masing-masing evaluasi menunjukan nilai rata-rata  yang memuaskan. Baik dari nilai rata-rata evaluasi pendukung atau dari nilai rata-rata evaluasi pokok, semuanya menujukan hasil yang baik. Untuk lebih jelas dapat dilihat tabel di bawah ini:

Tabel 3. Hasil Evaluasi Siswa SD Negeri Purwodadi

No
Nama Siswa
Kelompok Mettā
Hasil Evaluasi
I
II
III
IV
V
1
Mutia Dharma Putri
72
60
74
70
90
2
Sugato Gotama Putra
70
70
75
75
90
3
Orin R Ristanti
74
55
75
75
90
4
Nakita Ratna Kumala
80
80
80
85
100
5
Slamet Tri Wibowo
75
70
75
70
95
6
Vita Lestari
76
55
76
70
100
7
Woro Sri Hastuti
78
80
80
80
100
8
Yoan Nova Ananda. S
78
75
76
75
90
9
Yuli Dhammayanti
80
80
80
80
100
Rata-rata
75.8
69.4
76.7
75.5
95
No
Nama Siswa
Kelompok Karua





10
Metta Ekasari
75
60
76
70
93
11
Ratna Devi
79
100
80
100
100
12
Agus Prasetyo Wibowo
80
100
80
90
93
13
Arya Ekasaputra
77
100
77
80
100
14
Endah Tri Wahyuni
75
55
75
70
86
15
Nyoman Subeta
75
70
75
75
93
16
Tri Ariyanto
75
95
76
95
93
17
Nova Susi Setiyani
78
90
80
90
100
18
Ageng Dharmawan
76
100
78
90
100
19
Widi Setiawan
76
100
78
100
100
Rata-Rata
76.6
87
77.5
86.0
95.8

Selain dari hasil analisis presensi dan hasil evalusi siswa, tingkat efektivitas media gambar dapat dilihat dari hasil analisis wawancara dengan narasumber siswa (faktor internal). Dari hasil wawancara yang dilakukan pada hari Rabu, 2 Mei 2012 dengan jumlah narasumber sebanyak 14 siswa diketahuai bahwa: 7 siswa (50%) menyatakan bahwa dibimbing oleh Bu Kasini dan Pak Feri sama enak dan menyenangkannya, 6 siswa (42%) menyatakan bahwa lebih enak dan menyenangkan dibimbing oleh Pak Feri, dan 1 siswa (8%) menyatakan lebih enak dan menyenangkan dibimbing oleh Bu Kasini. Berkenaan dengan media atau metode pembelajaran, 7 siswa (50%) menyatakan bahwa lebih mudah dan meyenangkan pembelajaran yang dilakukan dengan menggunakan media gambar, 6 siswa (42%) menyatakan bahwa lebih mudah dan menyenangkan pembelajaran menggunakan media gambar yang dipadukan dengan cerita (ceramah), dan 1 siswa (8%) menyatakan bahwa mebih mudah dan menyenangkan pembelajaran menggunakan metode cerita (ceramah). Berkenaan dengan proses pembelajaran, 14 siswa (100%) menyatakan bahwa merasa senang dengan 6 kali proses pembelajaran (pertemuan) yang dilakukan oleh Pak Feri dengan menggunakan media gambar.
Selain melakukan wawancara dengan siswa (faktor internal), dilakukan juga wawancara dengan orang tua siswa (faktor eksternal). Dari hasil wawancara yang dilakukan pada hari Rabu, 9 Mei 2012 kepada 8 orang siswa untuk mengetahui kegiatan siswa setelah pulang sekolah, waktu belajar, rutinitas bdalam belajar, dan peran orang tua terhadap proses belajar siswa diperoleh data sebagai berikut: berkenaan dengan kegiatan siswa setelah pulang sekolah, 4 orang tua siswa (50 %) menyatakan bahwa kegiatan anak mereka setelah pulang sekolah adalah  menonton televisi, 3 orang tua siswa (37.5%) menyatakan bahwa kegiatan anak mereka setelah pulang sekolah adalah istirahat, dan 1 orang tua siswa (12.5%) menyatakan bahwa kegitan anak mereka setelah pulang belajar adalah bermain. Berkenaan dengan waktu belajar siswa, 4 orang tua siswa (50 %) menyatakan bahwa waktu belajar anak mereka adalah malam hari, 3 orang tua siswa (37.5%) menyatakan bahwa waktu belajar anak mereka adalah siang dan malam hari, dan 1 orang tua siswa (12.5%) menyatakan waktu belajar anak mereka adalah siang hari. Berkenaan dengan rutinitas belajar siswa, 6 orang tua siswa (75%) menyatakan bahwa anak mereka rutin belajar dan 2 orang tua siswa (25%) menyatakan bahwa anak mereka tidak rutin dalam belajar.  Berkenaan dengan peran orang tua siswa dalam mendampingi belajar siswa, 5 orang tua siswa (62.5%) menyatakan bahwa jarang mendampingi anak mereka dalam belajar dan 3 orang tua siswa (37.5%) menyatakan bahwa mendampingi anak mereka dalam belajar.
Untuk memperkuat hipotesis mengenai efektivitas media gambar dalam usaha meningkatkan motivasi belajar Agama Buddha di SD Negeri Purwodadi, maka dilakukan wawancara terhadap guru Agama Buddha di SD Negeri Purwodadi . Dari hasil wawancara yang dilakukan pada hari Jumat, 15 Mei 2012 dengan narasumber Kasini, A.Ma. diperoleh data sebagai berikut: berkenaan dengan faktor yang mempengaruhi dalam proses pembelajaran, diketahui  bahwa jumlah siswa, umur siswa, kondisi kelas, dan sarana-prasarana pendukung seperti buku memiliki pengaruh terhadap proses pembelajaran. Jumlah siswa yang sedikit cenderung membuat proses pembelajaran menjadi kurang aktif. Dengan jumlah siswa rata-rata tiga anak di masing-masing kelas mengakibatkan siswa kurang memiliki interaksi yang aktif kepada guru dan siswa lainya. Berkenaan dengan umur siswa, pada siswa kelas 1 dan 2 yang dari segi usia dapat dikatakan masih muda dan secara psikologis dapat dikatakan kurang matang dalam berpikir, hal tersebut berdampak pada sulitnya materi untuk diserap dan dipahami oleh siswa. Oleh karena itu guru dituntut untuk pandai dalam mengolah materi agar dapat disesuaikan dengan kematangan siswa sehingga materi dapat dipahami siswa dengan mudah. Kondisi kelas, seperti ruangan yang tidak memadai juga berpengaruh terhadap proses pembelajaran. Sarana dan prasarana pembelajaran seperti buku dan alat bantu lain seperti media pembelajaran juga berpengaruh besar terhadap proses pembelajaran, seperti kelengkapan buku pelajaran dan buku panduan serta media pembelajaran.
Berkenaan dengan metode dan media yang digunakan, dari hasil wawancara dengan Kasini, A.Ma pada hari Jumat, 15 Mei 2012, narasumber  menyatakan bahwa:
Untuk metode pembelajaran, saya biasanya menggunakan metode ceramah dan tanya jawab dan untuk media pembelajarannya saya memakai apa yang ada di buku terus kalau materinya mengenai lambang-lambang saya memakai lambang-lambang atau simbol-simbol Buddhis yang ada di vihara.

Dari pernyataan di atas dapat dijelaskan bahwa kecenderungan metode pembelajaran yang digunakan oleh seorang guru zaman dahulu adalah metode ceramah dan tanya jawab. Berbeda dengan metode pembelajaran yang digunakan saat ini, seperti metode sosiodrama, karya wisata, dan eksperimen. Hal tersebut menunjukkan bahwa saat ini guru harus dituntut aktif dan kreatif dalam mempersiapkan dan menciptakan media pembelajaran yang akan digunakan dalam proses pembelajaran. Seorang guru tidak harus terpaku dengan apa yang sudah tertulis dalam buku panduan dan buku pelajaran, tetapi harus pandai dalam menyesuaikan dan menciptakan media pembelajaran yang sesuai dengan materi dan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai.

PENUTUP

Kesimpulan

Berdasarkan penelitian yang dilakukan penulis mengenai “Efektivitas Media Gambar dalam Usaha Meningkatkan Motivasi Belajar agama Buddha Sekolah Dasar Negeri Purwodadi” dapat disimpulkan bahwa media gambar memiliki efektivitas dalam meningkatkan motivasi belajar siswa dan hasil belajar siswa. Hal tersebut dapat dilihat dari jumlah kehadiran siswa dan hasil evaluasi belajar. Jumlah kehadiran, pada pertemuan 1 jumlah siswa yang hadir sebanyak 17 siswa atau sebesar 89.5%. Pada pertemuan 2 jumlah siswa yang hadir sebanyak 12 siswa atau sebesar 63.1%. Pada pertemuan kedua jumlah siswa mengalami penurunan yang besar, hal tersebut dikarenakan siswa lupa dan lelah karena jadwal sekolah yang padat. Pada pertemuan 3 jumlah siswa yang hadir sebanyak 16 atau sebesar 84.2%. Pada pertemuan 4 jumlah siswa yang hadir sebanyak 16 siswa atau sebesar 84.2%. Pada pertemuan 5 jumlah siswa yang hadir sebanyak 18 siswa atau sebesar 94.7%. Pada pertemuan 6 jumlah siswa yang hadir sebanyak 19 siswa atau sebesar 100%. Pada pertemuan 7 jumlah siswa yang hadir sebanyak 17 siswa atau sebesar 84.5%. Pada pertemuan 8 jumlah siswa yang hadir sebanyak 18 siswa atau sebesar 94.7%. Pada pertemuan 9 jumlah siswa yang hadir sebanyak 19 siswa atau sebesar 100%.
Hasil evaluasi, dari 9 pertemuan yang dilaksanakan pada penelitian ini evaluasi pembelajaran dilakukan sebanyak 5 kali untuk masing-masing kelompok kelas. Evaluasi pendukung sebanyak 2 kali dan evaluasi pokok sebanyak 3 kali. Pada kelompok Mettā, nilai rata-rata yang diperoleh pada evaluasi pendukung pertama adalah 75.8 dan evaluasi pendukung kedua adalah sebesar 76.7. Nilai rata-rata yang diperoleh pada evaluasi pokok adalah sebagai berikut: evaluasi pertama sebesar 69.4, evaluasi kedua sebesar 75.5, dan evaluasi ketiga sebesar 95.0. Pada kelompok Karua, nilai rata-rata yang diperoleh pada evaluasi pendukung pertama adalah 76.6 dan evaluasi pendukung kedua adalah sebesar 77.5. Nilai rata-rata yang diperoleh pada evaluasi pokok adalah sebagai berikut: evaluasi pertama sebesar 87.8, evaluasi kedua sebesar 86.0, dan evaluasi ketiga sebesar 95.8. Dari data hasil evaluasi di atas diketahui bahwa nilai rata-rata dari evaluasi pendukung dan evaluasi pokok mengalami kenaikan, hal tersebut menunjukkan bahwa media gambar memberikan efektivitas yang besar terhadap hasil belajar siswa.
Penggunaan media gambar mempermudah siswa dalam menerima dan memahami materi dalam proses pembelajaran. Hal tersebut dapat dilihat dari hasil wawancara dengan siswa (faktor internal siswa) mengenai pembelajaran menggunakan media gambar. Hasil wawancara menunjukkan bahwa: 7 siswa (50%) menyatakan bahwa lebih mudah dan menyenangkan pembelajaran yang dilakukan dengan menggunakan media gambar, 6 siswa (42%) menyatakan bahwa lebih mudah dan menyenangkan pembelajaran menggunakan media gambar yang dipadukan dengan cerita (ceramah), dan 1 siswa (8%) menyatakan bahwa mebih mudah dan menyenangkan pembelajaran menggunakan metode cerita (ceramah). Berkenaan dengan proses pembelajaran, 14 siswa (100%) menyatakan bahwa merasa senang dengan 6 kali proses pembelajaran (pertemuan) yang dilakukan dengan menggunakan media gambar. Hal ini menjelaskan bahwa penggunaan media gambar tidak menyebabkan siswa merasa jenuh dan bosan terhadap proses pembelajaran. Dari hasil uraian data di atas dapat disimpulkan bahwa media gambar memberikan efektivitas yang baik terhadap motivasi belajar Agama Buddha di SD Negeri Purwodadi.

Saran

Beberapa saran yang dapat diberikan dari hasil penelitian ini yaitu bahwa media gambar perlu digunakan dalam proses pembelajaran Agama Buddha karena media gambar efektif dalam meningkatkan motivasi belajar siswa. Fungsi lain media gambar adalah mempermudah siswa dalam menerima materi dan membuat siswa tidak merasa jenuh dengan proses pembelajaran Agama Buddha. Oleh sebab itu, dalam setiap pertemuan pendidikan agama Buddha diharapkan penyampaian materi pelajaran dapat menggunakan media gambar sebagai media pembelajarannya.
Penggunaan media gambar dalam proses pembelajaran secara tidak langsung mengarahkan guru untuk aktif dan kreatif. Seorang guru harus memiliki keterampilan dalam membuat dan menyiapkan media pembelajaran yang menarik dan efektif, yaitu dengan mengikuti pelatihan khusus mengenai media pembelajaran untuk siswa, khususnya media gambar.  
Media gambar hanyalah salah satu faktor yang menyebabkan tumbuhnya motivasi belajar siswa, karena faktor internal siswa, faktor eksternal siswa, dan faktor pendekatan belajar (approach to learning) juga memiliki peran penting dalam menumbuhkan motivasi belajar siswa. Untuk itu siswa, orang tua, dan guru harus saling bekerja sama satu sama lain. Siswa harus giat belajar, orang tua harus rajin mendampingi anak saat belajar, dan guru harus aktif dan kreatif dalam mengajar.
Pembuatan dua kelompok dari enam kelas yang ada dilakukan dalam penelitian ini menyebabkan peneliti harus membuat materi yang dapat diterima oleh setiap anggota kelompok. Penyamaan materi untuk setiap anggota teryata mengalami kendala. Kendala tersebut yaitu bahwa tidak semua anggota kelompok dapat menerima dan memahami materi yang sama. Oleh sebab itu saran yang dapat penulis berikan khususnya kepada guru agama adalah jangan menyamakan materi dengan siswa yang tingkat pendidikanya berbeda. Seorang guru hendaknya membuat materi sesuai dengan keadaan siswa, yaitu sesuai dengan tingkat pendidikan (kelas), kematangan siswa, dan bobot materi yang sampaikan.

DAFTAR PUSTAKA

Arsyad, Azhar. 2005. Media Pembelajaran. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.
Djamarah dan Zain. 2006. Strategi Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta.
Djamarah, Syaiful Bahri. 2002. Psikologi Belajar. Jakarta: Rineka Cipta.
PPM.
Purwanto, M. Ngalim. 2004. Psikologi Pendidikan. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
Suyadi. 2010. Panduan Penelitian Tindakan Kelas. Yogyakarta: Diva Press.
Tim Penyusun. 2005. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka.
Tim Penyusun. 2008. Kamus Bahasa Indinesia (PDF). Jakarta: Pusat Bahasa Departemen Pendidikan.
Uno, Hamzah B.2010. Teori Motivasi dan Pengukurannya. Jakarta: Bumi Aksara.
Wahyono, Mulyadi. 2002. Pokok-Pokok Dasar Agama Buddha. Jakarta: Departemen Agama R.I.




[1] Mahasiswa Program Studi Dharma Acarya Sekolah Tinggi Agama Buddha Syailendra.
[2] Pembimbing satu dan pembimbing dua.
Share this on your favourite network

0 comments:

Post a Comment

Like us on Facebook
Follow us on Twitter
Recommend us on Google Plus
Subscribe me on RSS